BP4D BELU, Pemerintah Kabupaten Belu melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Belu bekerjasama dengan USAID Momentum melakukan Evaluasi Kinerja Tim Pokja Integrasi Layanan Primer di Aula BP4D Kabupaten Belu, Selasa, 28/05/2024.
Integrasi Pelayanan Primer (ILP) merupakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga ke tingkat kelurahan dan desa serta pemantauan wilayah setempat melaui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan.
Kepala BP4D Kabupaten Belu, Rene Bere Baria,ST mengatakan kegiatan Evaluasi tersebut dilaksanakan untuk melihat sejauh mana progress pelaksanaan ILP di Kabupaten Belu tahun 2024.
“Hari ini kita lakukan evaluasi ILP. Tahun lalu kita sudah sosialisasikan, sekarang baru Puskesmas Halilulik yang melakukan uji coba ILP, sehingga kita perlu melihat langsung pelaksanaan ILP tersebut sudah sampai di tahap yang mana. Tahun depan seluruh puskesmas sudah harus menerapkan ILP ini,” ujar Kepala BP4D – Rene Baria
Kepala BP4D Belu juga berharap agar penerapan ILP tersebut dapat terus dikembangkan dan dilaksanakan di seluruh puskesmas yang tersebar di Kabupaten Belu.
“Semoga dalam waktu dekat kita dapat melihat secara langsung pelaksanaan ILP di Puskesmas Halilulik. Hari ini kita mendapatkan gambaran tentang progres ILP, penentuan target pencapaian ILP dan memastikan bentuk dukungan dari stakeholder,” ujar Kaban BP4D.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu – drg. Maria Ansilla F. Eka Mutty mengatakan ILP merupakan bagian dari transformasi pada Kementerian Kesehatan.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan sudah menetapkan 6 transformasi kesehatan dan ILP menjadi bagian dalam salah satu transformasi tersebut. Layanan Primer kesehatan itu adanya di Puskesmas, Pustu, Poskesdes dan Posyandu.
Dalam kesempatan presentasi itu, Dirinya berharap agar dalam pertemuan tersebut bisa membangun suatu kesepahaman tentang transformasi kesehatan, karena ILP ini hadir untuk menguatkan pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat oleh sebab itu sangat dibutuhkan kolaborasi dari berbagai unsur terkait dalam pelaksanaan ILP.
drg.Ansila juga menjelaskan bahwa tujuan dari pelayanan kesehatan primer ini antara lain memberikan layanan kesehatan dasar yang bersifat preventif, berkesinambungan, dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Untuk menjalankan fungsi tersebut, dibutuhkan koordinasi yang baik antar stakeholder.
Selanjutnya drg. Ansilla juga mengatakan, bahwa dengan menerapkan ILP pada puskesmas maka terdapat beberapa perubahan dalam layanan kesehatan. Pada saat ini di puskesmas ada berbagai macam poli, seperti poli umum, poli gigi dan lainnya, tetapi pada ILP di sebut klaster.
“Pada puskesmas pelayanan dibagi ke dalam 5 klaster yaitu klaster manajemen, klaster ibu dan anak, klaster usia dewasa dan lanjut usia, klaster penanggulangan penyakit menular dan lintas klaster. Sementara untuk petugasnya terdapat 11 tenaga yang wajib ada pada puskesmas yang awalnya hanya ada 9 tenaga tetapi ditambah lagi dengan tenaga keuangan dan IT,” ucap drg. Ansilla Mutty.
Sedangkan pada pustu, terdapat pelayanan kesehatan pada seluruh siklus hidup mulai dari anak kecil hingga lansia dan diperkuat dengan pemberdayaan masyarakat sehingga di pustu nantinya akan ada 1 orang perawat dan 1 orang bidan dan diperkuat dengan 2 kader pemberdayaan masyarakat.
Untuk diketahui bahwa mulai tahun ini hingga tahun 2029 mendatang akan dibangun fasilitas kesehatan di setiap desa dan kelurahan untuk mendukung terlaksananya ILP.
Hadir dalam Kegiatan Evaluasi ILP ini yakni Tim Pokja ILP Kabupaten, yaitu dari Dinas Sosial dan PMD Kabupaten Belu, BPKAD Kabupaten Belu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Belu, PKK dan Korkab. (NB).