- Deteksi Potensial Interaksi Bahan Aktif dan Eksipien: Studi interaksi antar bahan aktif dalam campuran obat dan eksipien bertujuan untuk mengidentifikasi potensi reaksi kimia atau fisik yang dapat terjadi antara komponen-komponen tersebut. Interaksi ini dapat mempengaruhi stabilitas, efektivitas, dan keamanan obat. Teknik analisis seperti spektroskopi FTIR, kromatografi, dan DSC sering digunakan untuk mendeteksi perubahan dalam profil kimia atau fisik yang mengindikasikan adanya interaksi tidak diinginkan antara bahan aktif dan eksipien.
- Pengaruh Interaksi Terhadap Stabilitas Formulasi: Interaksi antar bahan aktif dan eksipien dapat mempengaruhi stabilitas formulasi obat, baik dari segi kimia maupun fisika. Misalnya, reaksi antara bahan aktif dan eksipien dapat menyebabkan degradasi bahan aktif atau pembentukan produk sampingan yang tidak diinginkan. Studi ini penting untuk menentukan kondisi penyimpanan yang tepat dan menghindari perubahan yang dapat mengurangi kualitas dan masa simpan obat.
- Penilaian Efektivitas dan Keamanan Obat: Mengidentifikasi interaksi antar bahan aktif dan eksipien juga berkaitan dengan penilaian efektivitas dan keamanan obat. Interaksi yang tidak terdeteksi dapat mengurangi bioavailabilitas bahan aktif, mempengaruhi profil pelepasan obat, atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, studi interaksi membantu memastikan bahwa formulasi akhir obat berfungsi sebagaimana mestinya dan aman untuk digunakan oleh pasien.
- Optimasi Formulasi Berdasarkan Hasil Interaksi: Studi interaksi antar bahan aktif dan eksipien menyediakan informasi berharga untuk mengoptimalkan formulasi obat. Dengan memahami bagaimana bahan aktif dan eksipien berinteraksi, formulasi dapat disesuaikan untuk meminimalkan efek negatif dari interaksi tersebut, seperti memilih eksipien yang tidak reaktif atau mengubah rasio komponen. Pendekatan ini membantu dalam merancang formulasi yang stabil, efektif, dan aman, sesuai dengan kebutuhan terapeutik.