Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest pada mahasiswa S1 asal Thailand yang berada di Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap pengetahuan dan perilaku terkait penggunaan obat Deksrometorfan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah intervensi KIE. Sampel penelitian dipilih secara purposive, yaitu mahasiswa Thailand yang berstatus aktif di beberapa universitas di Kota Malang dan telah menggunakan atau memiliki pengetahuan tentang Deksrometorfan.
Hasil Penelitian Farmasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah intervensi KIE, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan mahasiswa mengenai risiko dan penggunaan yang benar dari Deksrometorfan. Selain itu, perilaku terkait penggunaan obat juga mengalami perubahan positif, dengan penurunan kecenderungan untuk menggunakan obat ini tanpa indikasi medis yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa KIE memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman dan memodifikasi perilaku terkait penggunaan obat, khususnya dalam kelompok mahasiswa internasional yang mungkin memiliki keterbatasan akses informasi terkait obat.
Diskusi
Diskusi penelitian ini menyoroti pentingnya KIE sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku penggunaan obat pada populasi mahasiswa internasional, khususnya dari Thailand. Perubahan yang signifikan pada pengetahuan dan perilaku setelah intervensi KIE menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang terstruktur dapat membantu mencegah penggunaan obat yang tidak tepat, yang sering kali terjadi akibat kurangnya informasi. Selain itu, hasil ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa internasional mungkin memerlukan pendekatan KIE yang lebih intensif dan disesuaikan dengan latar belakang budaya mereka.
Implikasi Farmasi
Implikasi farmasi dari penelitian ini sangat penting, terutama dalam konteks layanan kesehatan di daerah dengan populasi mahasiswa internasional yang signifikan. Penelitian ini menekankan perlunya peningkatan program KIE yang berfokus pada penggunaan obat yang aman dan rasional, serta penyesuaian program tersebut dengan latar belakang budaya dan pendidikan mahasiswa. Hal ini juga menunjukkan perlunya kolaborasi antara apoteker, institusi pendidikan, dan penyedia layanan kesehatan dalam mengembangkan strategi pendidikan yang efektif.
Interaksi Obat
Penting untuk mempertimbangkan interaksi obat yang mungkin terjadi saat mahasiswa menggunakan Deksrometorfan, terutama jika mereka juga mengonsumsi obat lain secara bersamaan. Deksrometorfan diketahui memiliki potensi interaksi dengan beberapa obat lain yang dapat menyebabkan efek samping serius atau mengurangi efektivitas obat. Oleh karena itu, KIE juga harus mencakup informasi mengenai risiko interaksi obat dan pentingnya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan Deksrometorfan.
Pengaruh Kesehatan
Penggunaan Deksrometorfan tanpa indikasi yang tepat dapat menyebabkan efek samping yang merugikan kesehatan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis yang tidak tepat. Intervensi KIE yang efektif dapat membantu mengurangi risiko ini dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penggunaan yang benar dan bahaya penyalahgunaan Deksrometorfan. Dengan demikian, KIE berperan penting dalam melindungi kesehatan mahasiswa dan mencegah dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan obat yang tidak tepat.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi KIE secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku penggunaan Deksrometorfan pada mahasiswa Thailand di Kota Malang. Program KIE yang efektif dapat mencegah penggunaan obat yang tidak tepat dan mengurangi risiko efek samping yang merugikan, sehingga perlu diterapkan secara luas, terutama dalam populasi mahasiswa internasional.
Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian ini, direkomendasikan agar program KIE yang intensif dan terstruktur diterapkan secara lebih luas di kalangan mahasiswa internasional, khususnya yang berasal dari negara dengan akses informasi kesehatan yang terbatas. Selain itu, penting bagi institusi pendidikan dan penyedia layanan kesehatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan dan melaksanakan program KIE yang dapat menjangkau dan mempengaruhi populasi target dengan efektif.