Farmakologi dasar adalah cabang ilmu yang mempelajari bagaimana obat bekerja dalam tubuh untuk menghasilkan efek terapeutik atau farmakologis. Pemahaman tentang farmakologi dasar melibatkan pengetahuan tentang berbagai proses yang terjadi setelah obat dikonsumsi, mulai dari penyerapan, distribusi, metabolisme, hingga ekskresi. Proses pertama adalah penyerapan, di mana obat memasuki aliran darah setelah diserap melalui saluran pencernaan, kulit, atau jalur lain. Kecepatan dan efektivitas penyerapan dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat, pH lingkungan, dan kondisi fisiologis individu, seperti kecepatan motilitas gastrointestinal.
Setelah penyerapan, obat didistribusikan melalui aliran darah ke berbagai jaringan dan organ tubuh. Distribusi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti aliran darah ke organ tertentu, ikatan obat dengan protein plasma, dan kemampuan obat untuk melewati penghalang seperti darah-otak. Obat yang mudah larut dalam lemak biasanya lebih mudah menembus penghalang ini, sementara obat yang larut dalam air lebih cenderung berada di sirkulasi darah dan cairan tubuh lainnya. Pemahaman distribusi ini penting untuk menentukan dosis yang tepat dan efektivitas obat dalam mencapai target terapeutik. Untuk info lebih lanjut bisa langsung kunjungi website : https://pafipemkobali.org/
Metabolisme obat, atau biotransformasi, terjadi terutama di hati, di mana obat diubah menjadi bentuk yang lebih mudah diekskresikan dari tubuh. Proses ini dapat mengubah obat menjadi metabolit aktif yang memperpanjang efeknya atau metabolit tidak aktif yang memfasilitasi pengeluarannya. Enzim di hati berperan besar dalam metabolisme ini, dan aktivitasnya dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, interaksi obat, atau kondisi kesehatan. Memahami metabolisme obat membantu dalam menilai durasi efek obat dan potensi risiko efek samping atau interaksi.
Akhirnya, proses ekskresi adalah fase di mana obat dan metabolitnya dikeluarkan dari tubuh, umumnya melalui ginjal dalam urin, tetapi juga dapat melalui feses, keringat, atau udara pernapasan. Keberhasilan ekskresi mempengaruhi waktu paruh obat dalam tubuh dan, pada gilirannya, jadwal dosis yang diperlukan. Pengetahuan tentang farmakologi dasar memungkinkan tenaga medis untuk merancang regimen terapi yang efektif, memantau respons pasien terhadap obat, dan mengidentifikasi potensi masalah seperti akumulasi obat atau interaksi yang tidak diinginkan.