Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi formulasi krim lulur berbasis ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sebagai pemutih kulit. Uji dilakukan pada tikus putih (Rattus norvegicus) untuk menilai efek krim terhadap kecerahan kulit. Kelor dikenal memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai agen pemutih kulit. Penelitian ini mengeksplorasi formulasi, stabilitas, dan efektivitas krim lulur dalam meningkatkan kecerahan kulit.
Pendahuluan: Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman dengan kandungan nutrisi tinggi dan senyawa antioksidan yang diduga memiliki potensi sebagai pemutih kulit. Krim lulur yang mengandung ekstrak kelor diharapkan dapat memberikan efek pencerahan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi krim lulur yang stabil dan efektif, serta melakukan uji kecerahan kulit pada model hewan.
Bahan dan Metode:
- Bahan: Daun kelor segar, pelarut (seperti metanol atau etanol), bahan krim (seperti emulsifier, minyak, dan air), serta tikus putih sebagai subjek uji.
- Ekstraksi: Daun kelor dikeringkan, digiling, dan diekstraksi menggunakan pelarut untuk mendapatkan ekstrak. Ekstrak kemudian digunakan dalam formulasi krim lulur.
- Formulasi Krim Lulur:
- Formulasi: Krim lulur dikembangkan dengan mencampurkan ekstrak daun kelor ke dalam basis krim, termasuk bahan pengemulsi dan pengental. Formulasi yang berbeda diuji untuk mendapatkan konsistensi yang optimal.
- Stabilitas: Uji stabilitas krim dilakukan untuk memastikan bahwa formulasi tetap efektif dan tidak mengalami perubahan selama penyimpanan.
- Uji Kecerahan Kulit:
- Subjek: Tikus putih dibagi menjadi kelompok yang diberi krim lulur dengan konsentrasi ekstrak kelor yang berbeda dan kelompok kontrol.
- Prosedur: Krim lulur diterapkan pada kulit tikus secara teratur selama periode tertentu. Kecerahan kulit diukur menggunakan alat kolorimeter atau penilaian visual.
- Evaluasi: Hasil uji kecerahan kulit dibandingkan antara kelompok yang mendapatkan perlakuan krim lulur dan kelompok kontrol.
Hasil:
- Formulasi Krim Lulur: Formulasi krim lulur dengan ekstrak daun kelor menunjukkan stabilitas yang baik dan konsistensi yang sesuai.
- Kecerahan Kulit: Hasil uji kecerahan kulit pada tikus menunjukkan peningkatan kecerahan pada kelompok yang diberi krim lulur dibandingkan dengan kelompok kontrol. Efektivitas pemutihan tergantung pada konsentrasi ekstrak kelor yang digunakan.
Pembahasan: Krim lulur yang diformulasikan dengan ekstrak daun kelor menunjukkan potensi sebagai agen pemutih kulit. Senyawa bioaktif dalam daun kelor, seperti vitamin C dan flavonoid, mungkin berperan dalam meningkatkan kecerahan kulit. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa krim dapat disimpan dengan baik tanpa perubahan signifikan, mendukung aplikasi jangka panjang.
Kesimpulan: Formulasi krim lulur ekstrak daun kelor berhasil dikembangkan dan menunjukkan efek pemutihan kulit yang signifikan pada tikus putih. Penelitian ini mendukung penggunaan kelor sebagai bahan aktif dalam produk kosmetik pemutih kulit. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efek jangka panjang dan keamanan penggunaan pada manusia.