Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional untuk menilai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pasien terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk 1. Responden penelitian berjumlah 150 pasien hipertensi yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner tersebut mencakup pertanyaan tentang pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat.
Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden serta distribusi pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat. Statistik inferensial, seperti uji chi-square dan regresi logistik, digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik mengenai hipertensi dan pentingnya kepatuhan minum obat. Namun, sekitar 30% dari pasien masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang pengobatan hipertensi. Sikap pasien terhadap kepatuhan minum obat sebagian besar positif, dengan 70% pasien menunjukkan sikap yang baik dalam mengikuti instruksi pengobatan dari tenaga kesehatan.
Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan minum obat. Pasien dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi cenderung memiliki sikap yang lebih positif dan lebih patuh dalam minum obat sesuai dengan resep dokter. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap memainkan peran penting dalam kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi, masih ada sekelompok pasien yang memiliki pengetahuan yang kurang memadai. Kurangnya pengetahuan ini dapat mempengaruhi sikap dan kepatuhan mereka terhadap pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk terus memberikan edukasi yang komprehensif tentang hipertensi dan pentingnya kepatuhan minum obat kepada pasien.
Selain itu, sikap positif pasien terhadap kepatuhan minum obat menunjukkan bahwa program edukasi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Sungai Tabuk 1 sudah berjalan dengan baik. Namun, diperlukan pendekatan yang lebih personal dan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien, terutama bagi mereka yang masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang hipertensi.
Implikasi Farmasi
Implikasi farmasi dari penelitian ini adalah pentingnya peran apoteker dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien terhadap kepatuhan minum obat. Apoteker dapat memberikan edukasi yang lebih mendalam tentang pengobatan hipertensi, termasuk cara penggunaan obat yang benar, efek samping yang mungkin terjadi, dan pentingnya kepatuhan minum obat untuk mencegah komplikasi. Selain itu, apoteker dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mengembangkan program edukasi yang efektif dan mudah dipahami oleh pasien.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan perlunya pengembangan layanan farmasi yang lebih proaktif dan berbasis pada kebutuhan pasien. Layanan farmasi yang berfokus pada edukasi dan konsultasi tentang pengobatan hipertensi dapat membantu meningkatkan kepatuhan minum obat dan mengurangi risiko komplikasi akibat hipertensi.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk 1. Pasien dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi cenderung memiliki sikap yang lebih positif dan lebih patuh dalam mengikuti pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan edukasi dan kesadaran pasien tentang pentingnya kepatuhan minum obat.
Program edukasi yang lebih intensif dan berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien terhadap pengobatan hipertensi. Kolaborasi antara apoteker, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar Puskesmas Sungai Tabuk 1 mengadakan program edukasi yang lebih intensif dan berkelanjutan tentang hipertensi dan pentingnya kepatuhan minum obat. Program ini dapat mencakup sesi edukasi rutin, distribusi materi edukasi, dan konsultasi individu dengan apoteker dan tenaga kesehatan lainnya.
Selain itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan layanan farmasi yang lebih proaktif dan berbasis pada kebutuhan pasien. Layanan ini dapat mencakup edukasi dan konsultasi tentang pengobatan hipertensi, pemantauan kepatuhan minum obat, dan dukungan berkelanjutan untuk pasien. Penelitian lanjutan juga dianjurkan untuk mengevaluasi efektivitas program edukasi dan layanan farmasi yang telah diterapkan serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.